Ketika berbicara tempat wisata di Bali, tempat wisata yang muncul umumnya adalah Pantai Kuta, Ubud, atau Nusa Dua. Namun, ada satu tempat wisata yang tidak boleh dilewatkan para wisatawan, yaitu Desa Penglipuran. Mungkin kamu pernah mendengarnya tetapi belum mencari informasi lebih lengkap mengenai desa ini. Atau mungkin, kamu malah belum pernah mendengarnya sama sekali?
Memang desa wisata ini belum seterkenal beberapa tempat yang telah di sebutkan di atas, tapi sebenarnya tempat ini tidak kalah kerennya dengan tempat wisata di Bali yang lain. Penasaran apa saja aktivitas menarik yang dapat dilakukan di Desa Penglipuran? Cek daftarnya di sini!
Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali Timur, sekitar 43 km dari Denpasar atau 2 jam perjalanan. Kalau kamu berkunjung dari bandara I Gusti Ngurah Rai, disarankan menggunakan transportasi sewa agar lebih praktis dan hemat.
Desa ini sudah ada sejak masa Kerajaan Bangli, sekitar 700 tahun lalu. Nama “Penglipuran” berasal dari kata “pengeling” (mengingat) dan “pura” (tanah leluhur). Konon, pendirinya berasal dari Desa Bayung Gede di Kintamani yang menetap di daerah Kubu—makanya dulu desa ini dikenal sebagai Desa Kubu Bayung, artinya orang Bayung yang singgah di wilayah Kubu.
Warga lalu membentuk komunitas sendiri dan membangun Pura Kahyangan Tiga: Pura Penataran, Pura Puseh, dan Pura Dalem. Tata ruang desa mengikuti konsep Tri Mandala: Utama Mandala (area suci), Madya Mandala (area pemukiman), dan Nista Mandala (area pemakaman).
Selain menyaksikan prosesi adat dan berfoto di depan pura, banyak kegiatan seru lainnya yang bisa kamu coba!
Dekat desa ada hutan bambu yang rindang dan sejuk. Cocok buat jalan santai, olahraga ringan, atau foto-foto estetik. Jangan lupa jaga kebersihannya, ya!
Loloh Cemcem adalah minuman tradisional dari daun cemcem yang segar dan menyehatkan, mirip teh herbal. Sedangkan Tipat Cantok adalah hidangan ketupat dengan sayuran rebus dan bumbu kacang—rasanya gurih dengan cita rasa yang sangat khas Bali.
Wisatawan bisa singgah atau bahkan menginap di rumah warga lokal. Warga Penglipuran dikenal ramah dan terbuka, kamu bisa merasakan langsung suasana kekeluargaan khas desa Bali.
Desa ini punya banyak pengrajin bambu. Kamu bisa belajar membuat anyaman, pernak-pernik, atau hiasan dinding dari bambu sebagai oleh-oleh unik.
Beberapa pura di desa ini terbuka untuk wisatawan, terutama di area selatan seperti Pura Penataran. Tapi ingat, tetap kenakan pakaian sopan dan hormati aturan lokal—misalnya, wanita yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan masuk area pura.
Sebelum masuk ke kawasan Desa Penglipuran, pengunjung perlu membeli tiket masuk. Inilah daftar harga tiketnya untuk tahun 2025:
Tarif ini sudah termasuk akses ke area desa dan fasilitas umum di dalamnya.
Nah, itu dia sejarah singkat Desa Penglipuran dan daya tarik wisatanya. Meskipun hanya desa sederhana, wisatawan lokal dan internasional sudah ramai berkunjung, lho. Tertarik mencoba? Ayo rencanakan perjalananmu ke Bali, jangan lupa dilengkapi dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia, ya, supaya pengalamanmu di Desa Penglipuran lebih aman dan nyaman.