Suasana kampung dengan rumah-rumah tradisional, gotong royong, dan keramahan warganya sering membuat orang merasa kangen. Apalagi setiap kampung di Indonesia punya pesona tersendiri. Namun, tahukah kamu kalau ada beberapa desa di belahan dunia lain yang memiliki kemiripan dengan kampung kita? Yuk, kita berkeliling dunia dan menemukan desa-desa yang punya vibes Indonesia banget!
Selanjutnya, kita beralih ke Thailand. Di negara Gajah Putih ini, terdapat sebuah kampung kecil yang dihuni oleh masyarakat keturunan Jawa bernama Desa Koh Panyee. Desa Koh Panyee yang terkenal dengan rumah panggungnya yang unik dan mayoritas penduduknya beragama Islam berada di Provinsi Phang Nga, Thailand, tepatnya di sebuah teluk yang dikelilingi formasi batuan kapur yang menjulang tinggi.
Sejarah Desa Koh Panyee bermula dari kisah tiga nelayan keturunan Jawa yang berlayar mencari rezeki di Laut Andaman sekitar 200 tahun lalu. Setelah menempuh perjalanan panjang, mereka menemukan sebuah teluk yang tersembunyi di antara tebing-tebing kapur di Provinsi Phang Nga, Thailand. Melihat potensi laut yang kaya akan sumber daya ikan, mereka memutuskan untuk menetap di tempat tersebut. Namun, keterbatasan lahan di daratan memaksa mereka untuk berpikir kreatif. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membangun rumah panggung di atas air.
Seiring berjalannya waktu, Desa Koh Panyee terus berkembang dan mengalami perubahan. Jumlah penduduk semakin bertambah dan infrastruktur desa pun semakin lengkap. Seperti dibangunnya Masjid Jawa karena penduduk desa ini mayoritas beragama Islam.
Kehidupan di Koh Panyee ini sangat bergantung pada laut. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan, udang, serta hasil laut lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dijual ke pasar-pasar di daratan. Selain itu, pariwisata juga menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat Koh Panyee. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat keunikan desa ini dan menikmati keindahan alam sekitar.
Kehidupan sosial di Koh Panyee juga sangat kental dengan nilai-nilai keagamaan dan gotong royong yang menjadi kunci keberlangsungan hidup masyarakat Koh Panyee. Mereka saling membantu dalam membangun rumah, memperbaiki perahu, dan menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Kampung Jawa dihuni oleh sekitar 4.000 jiwa yang mayoritas adalah keturunan Jawa generasi ketiga dan keempat. Meskipun begitu, penggunaan bahasa Jawa di sini semakin berkurang. Sebagian besar warga kini lebih fasih berbahasa Thailand dan Inggris. Bahasa Jawa dan Indonesia hanya sesekali muncul dalam percakapan sehari-hari, namun penguasaan bahasa leluhur ini semakin memudar seiring berjalannya waktu.
Daya tarik utama Koh Panyee adalah keunikan arsitekturnya, keindahan alamnya, dan keramahan penduduknya. Wisatawan yang datang ke Koh Panyee dapat menikmati berbagai aktivitas, seperti berkeliling dengan perahu, mencoba kuliner khasnya, hingga membeli oleh-oleh khas Panyee.
Distrik Xinglong ini terletak di Hainan, Tiongkok, dan merupakan rumah bagi banyak orang Tiongkok yang telah kembali dari Indonesia. Mereka membawa makanan, adat istiadat, dan tradisi Indonesia bersama mereka. Distrik ini bahkan memiliki replika Bali, lengkap dengan bangunan dan artefak Bali.
Distrik ini didirikan oleh orang-orang Tiongkok yang kembali dari Indonesia pada tahun 1950-an. Distrik ini sekarang memiliki restoran Indonesia, taman bertema Bali, dan bahkan kelas tari Indonesia. Zhong Chunyan, anak perempuan Tionghoa yang besar di Indonesia, menjadi guru tari di distrik ini menggabungkan keindahan tari tradisional Indonesia dan Cina, serta berhasil melahirkan karya-karya tari baru yang menarik.
Distrik ini telah menjadi tujuan wisata populer bagi orang Indonesia dan Tiongkok yang ingin mengalami budaya Indonesia tanpa harus meninggalkan negara mereka. Banyak wisatawan Indonesia yang tertarik mengunjungi Desa Bali karena mereka dapat merasakan suasana seperti di rumah mereka sendiri.
Kedua desa di atas membuktikan bahwa keindahan budaya Indonesia bisa ditemukan di berbagai belahan dunia. Meskipun berada di negara yang berbeda, namun semangat gotong royong, keramahan, dan keindahan alam tetap menjadi ciri khas desa-desa tersebut.
Nah, bagi kamu yang berencana untuk menjelajahi desa-desa unik ini, jangan lupa untuk menyiapkan asuransi perjalanan, ya. Dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia, liburanmu akan lebih aman dan nyaman. Jadi, kamu bisa bebas menjelajah tanpa perlu khawatir.