Artikel 06 Jun 2024

Meriahnya Festival Musim Panas Jepang. Datangi, Yuk!

Berbeda dengan negara Indonesia yang hanya memiliki dua musim—musim panas (musim kemarau) dan musim dingin (musim hujan). Negara Jepang yang terkenal dengan keindahan bunga Sakura-nya ini memiliki empat musim, lho. Mulai dari; musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.

Biasanya, "beda musim, beda pula festivalnya”. Yup, betul! Festival di negara Jepang tergantung pada musimnya. Misalnya, musim panas—maka terdapat beberapa festival yang sering kali dirayakan di musim ini, seperti:

 

Tanabata Festival

Festival pertama yang selalu diadakan ketika musim panas di Jepang adalah Tanabata Festival. Festival ini biasanya diadakan di wilayah Sendai dan dua wilayah di Kantō, yaitu Kanagawa dan Hiratsuka. Di festival ini, masyarakat Jepang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, membuat harapan dengan melihat ke bintang. Maka dari itu, festival ini sering kali disebut “Festival Bintang”.

Menurut kalender Lunar, bintang Altair dan Vega bertemu di langit malam—bintang tercerah di rasi bintang Lyra. Asal usul festival ini kerap dikaitkan dengan kisah percintaan antara Hikoboshi (Altair) dan Orihime (Vega). Keduanya saling mencintai, namun karena menelantarkan pekerjaan—Hikoboshi bekerja sebagai pengembala sapi dan Orihime bekerja sebagai penenun—membuat Raja Langit marah dan memisahkan mereka.

Mereka baru bisa bertemu setelah melewati jembatan ajaib di Sungai Amanogawa pada malam ketujuh bulan ketujuh setiap tahunnya. Apabila di malam pertemuan mereka hujan, keduanya harus menunggu sampai tahun depan untuk bisa bertemu kembali.

Gimana, tertarik untuk melihat festivalnya? Akses ke sini bisa naik Akita Shinkansen dari Stasiun Tokyo dan turun di Stasiun JR Sendai Miyagi. Kemudian, jalan kaki beberapa menit ke Chuo Shopping Arcade. Harga tiketnya ¥11.410. Festivalnya diadakan di sekitar Taman Nishi, Sendai.

 

Hanabi Festival

Selanjutnya, Hanabi Festival atau Festival Kembang Api yang diadakan di seluruh penjuru Jepang dan paling terkenal di Sungai Sumida, Sumida-ku, Tokyo, Jepang. Festival ini sudah berlangsung dari berabad-abad lalu. Berawal dari zaman Edo (1600-1868), saat itu, Ieyasu Tokugawa, keshogunan Edo mendapat hadiah kembang api dari Raja Inggris, James I, dan pedagang Tiongkok.

Setelah itu, akhirnya kembang api pun selalu dinyalakan di dekat Sungai Sumida. Barulah, di tahun 1733, festival ini diselenggarakan untuk publik dengan tujuan menghibur masyarakat Jepang dan menenangkan satu juta arwah yang meninggal karena kemiskinan. Festival ini tidak hanya difungsikan untuk perayaan, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya karena terlihat seperti bunga bermekaran di musim semi.

Nah, selain melihat keindahan kembang api, ada banyak permainan yang bisa dicoba ketika perayaan festival ini, misalnya menangkap ikan mas memakai kawat yang dilapisi dengan kertas tipis. Bukan cuma itu, banyak kedai yang menjual makanan, seperti manisan, permen apel, dan sebagainya.

Ingin melihat keindahan festivalnya? Nah, untuk menuju lokasinya, kamu bisa naik Ueno-Tokyo Line dari Stasiun Tokyo dan turun di Stasiun Asakusa. Kemudian, jalan kaki ke Sky Tree dan berbelok menuju jalan di sekitar Sungai Sumida. Untuk harga tiketnya ¥350.

 

O-bon Festival

Selain itu, ada juga O-bon Festival, sebuah tradisi yang diadakan untuk mengenang arwah para leluhur. Festival ini mulai diselenggarakan sejak abad ke-18 dan kepopulerannya meningkat pada abad ke-12—seiring bertambahnya penganut agama Buddha di Jepang. Menurut sejarah, asal usul festival ini adalah dari kisah murid yang menemukan ibunya di sebuah tempat bernama Realm of Hungry Ghosts.

Tempat ini dikisahkan berisi arwah-arwah yang menderita kehausan dan kelaparan. Melihat itu, sang murid diberi instruksi oleh Sang Buddha menyiapkan minuman dan makanan untuk orang tua yang sudah meninggal. Bahkan, murid tersebut juga ditugasi memberi persembahan kepada biksu sebagai ungkapan rasa syukur dan hormat. Persembahan ini diberikan setiap tanggal 15 bulan ketujuh.

Menurut kepercayaan, selama Obon berlangsung, maka leluhur akan datang mengunjungi keluarga mereka. Untuk menyambutnya, keluarga akan menyalakan api unggun kecil (mukaebi), berziarah ke makam leluhur (ohakamairi), melakukan upacara peringatan (Hoto atau Kuyo), dan mengantar arwah leluhur dengan cahaya (okuribi). Puncaknya, diadakan Bon Odori, tarian persembahan yang diiringi dengan alat musik tradisional.

Bon Odori yang paling terkenal di Jepang diadakan di Awa-odori Matsuri, Tokushima. Kalau mau ke sini, maka bisa dengan menaiki Tokaido Sanyo Line dari Stasiun Osaka menuju Stasiun Tokushima. Harga tiketnya ¥4,120.

 

Gion Festival

Bahkan, ada Gion Festival, sebuah festival dari Kuil Yasaka. Festival ini biasanya diselenggarakan di kota Kyoto. Tidak jauh berbeda dengan festival lainnya, di festival satu ini diadakan berbagai acara yang menarik untuk dilihat. Yang tidak boleh dilewatkan adalah melihat keindahan Yamaboko yang diarak di tengah jalan. Yamaboko ini nantinya didekorasi dengan sangat apik.

Melansir Japan Travel, Gion Festival sendiri dahulunya diadakan sekitar tahun 869 dengan tujuan untuk menyenangkan para dewa ketika terjadi sebuah wabah. Setiap tahunnya, seorang anak laki-laki akan diutus untuk mengantarkan pesan suci pada dewa. Mulai dari; tanggal 13 sampai 17, anak tersebut duduk di atas sebuah Hoko berukuran kecil dan kakinya tidak boleh menyentuh tanah.

Kalau mau melihat festivalnya, maka bisa menggunakan kereta Tokaido-Sanyo Line dari Stasiun Osaka menuju Stasiun Kyoto. Untuk harga tiket perjalanan ke sini adalah ¥580. Gion Festival akan dirayakan di jalan Shijo, Kawaramachi dan Oike.

Tips Mengunjungi Festival Jepang

● Siapkan uang tunai untuk membeli makanan dan souvenir.

● Kenakan yukata (kimono yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis).

● Bawa kacamata hitam, minuman, handuk, dan barang bawaan seperlunya.

● Apabila ada barang yang perlu dititipkan, maka titipkan di tempat penitipan barang.

Sangat menarik sekali, ya, festivalnya? Jika kamu tertarik menyaksikan langsung keseruannya, segera rencanakan liburanmu ke Jepang di musim panas tahun ini. Supaya perjalananmu tetap aman, nyaman, dan bebas khawatir, maka jangan sampai lupa memproteksi perjalanan dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia, ya!

Artikel Lainnya