Artikel 08 May 2025

Merayakan Waisak di Kamboja

Kamboja merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk menganut agama Buddha, khususnya aliran Theravāda (ajaran asli). Menurut data dari Pew Research Center, sekitar 96% masyarakat Kamboja mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya negara dengan pemeluk agama Buddha terbanyak di Asia Tenggara.

Pengaruh ajaran Buddha tidak hanya terlihat dalam aktivitas keagamaan, tetapi juga tercermin kuat dalam budaya, tradisi, hingga struktur sosial masyarakat. Karena itu, perayaan Hari Waisak menjadi momen penting yang dirayakan secara luas. Penasaran bagaimana masyarakat Kamboja merayakan Hari Waisak? Simak selengkapnya di bawah ini.

Kisah Singkat Hari Waisak

Hari Waisak atau Hari Buddha, merupakan perayaan penting umat Buddha yang menandai tiga peristiwa suci: kelahiran Sidharta Gautama, pencapaiannya terhadap pencerahan (enlightenment), dan wafatnya. Sidharta Gautama adalah seorang pangeran yang meninggalkan kemewahan untuk mencari makna sejati kehidupan. Setelah enam tahun bermeditasi dan memahami penderitaan manusia, ia mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.

Dari pengalaman ini lahirlah ajaran The Noble Eightfold Path (Jalan Mulia Berunsur Delapan) yang menekankan hidup dengan etika, kebijaksanaan, dan meditasi. Ajaran ini mencakup kejujuran, tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, kesadaran penuh, dan tujuan hidup yang benar.

Kapan Hari Waisak Dirayakan?

Hari Waisak dirayakan satu kali setiap tahun dan menjadi momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Pada tahun 2025, Hari Waisak jatuh pada tanggal 12 Mei 2025. Tanggal perayaannya tidak selalu sama setiap tahun karena penetapannya mengikuti kalender lunar, yaitu pada saat bulan purnama di awal bulan Mei atau Juni.

Perayaan Waisak biasanya berlangsung selama satu minggu, dengan berbagai kegiatan keagamaan dan ritual suci. Di Kamboja, Hari Waisak dikenal dengan nama Visak Bochea.

Apa yang Dilakukan Umat Buddha Kamboja Saat Hari Waisak?

Pengibaran Bendera Buddha

Di Kamboja, Hari Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional dan dirayakan dengan berbagai tradisi. Salah satu tradisi khasnya adalah pengibaran bendera Buddha di atas kuil, yang dilakukan bersamaan dengan arak-arakan para biksu membawa bunga teratai, dupa, dan lilin. Masyarakat setempat dapat menyaksikan prosesi ini, serta turut memberikan persembahan berupa makanan, bunga, atau barang-barang simbolis lainnya kepada para biksu.

Pemandian Patung Buddha

Salah satu ritual penting dalam perayaan Waisak adalah upacara Pemandian Buddha. Dalam upacara ini, air suci dituangkan dari atas kepala atau pundak patung Buddha sebagai simbol penyucian diri dari kebencian, keserakahan, dan ketidakpedulian.

Berbagi Kebaikan

Selain memberikan persembahan kepada patung Buddha, masyarakat juga dianjurkan untuk berbagi hadiah dan kebaikan kepada sesama. Tradisi pelepasan lampion kertas ke langit dan melepaskan burung dari sangkar juga dilakukan, sebagai simbol pembebasan diri dari beban hidup dan harapan akan kedamaian serta kebahagiaan bagi semua makhluk.

Bagaimana Cara Menghormati Perayaan Waisak di Kamboja?

Hari Raya Waisak mengangkat tema besar tentang kebaikan, belas kasih, dan kesadaran diri. Perayaan ini bukan hanya momen spiritual, tetapi juga menjadi waktu refleksi untuk menjalani hidup yang lebih penuh makna dan damai. Jika kamu berencana untuk ikut merayakan Hari Waisak, terutama di Kamboja, penting untuk memahami nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam perayaan ini. Berikut beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan selama perayaan Waisak:

  • Mencuri atau mengambil barang yang bukan milik sendiri.

  • Berbohong atau menyebarkan informasi yang menyesatkan.

  • Mengonsumsi minuman beralkohol atau zat memabukkan.

  • Melakukan perbuatan asusila.

  • Bertengkar, bersikap agresif, atau menciptakan keributan.

Dianjurkan untuk menjaga ketenangan diri, bersikap hormat kepada orang lain, dan mengikuti jalannya upacara dengan tertib. Kamu juga bisa ikut berbagi kebaikan melalui persembahan sederhana, meditasi, atau doa, sebagai bentuk penghormatan dan refleksi spiritual.

Itulah sekilas tentang bagaimana umat Buddha di Kamboja merayakan Hari Waisak. Sebagai negara dengan populasi pemeluk Buddha terbesar di Asia Tenggara, Kamboja menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang ingin merasakan langsung suasana Waisak yang sakral dan penuh nuansa budaya.

Jika kamu tertarik untuk menyaksikan langsung perayaan Hari Waisak di Kamboja, jangan lupa untuk merencanakan perjalananmu dengan baik. Pastikan juga kamu terlindungi selama bepergian dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia, agar pengalaman spiritual dan budaya kamu tetap aman dan nyaman.

Related Blogs


Artikel Lainnya