Product 29 Dec 2023

Etika Turisme di Jepang. Catat Sebelum Terlambat!

Saat bertamu, tentunya kita perlu mengikuti tata krama atau norma yang berlaku di “rumah” atau tempat tujuan kita. Negara Jepang yang memiliki akar kultur kuat tentunya juga mempunyai segelintir etika yang perlu diikuti oleh para pendatang, termasuk wisatawan. Sebelum kamu berlibur ke negara ini, yuk cari tahu dulu seperti apa etika turisme di Jepang!

Gunakan sandal atau kaus kaki ketika berada di dalam ruangan

Melansir dari laman japan-guide.com, aturan tata krama dalam ruangan di Jepang banyak yang berkaitan dengan alas kaki. Sebab, memasuki sebuah hunian atau ruangan dengan bertelanjang kaki itu tidak sopan. Di Jepang, ada batas yang jelas antara bagian dalam dan luar hunian, yang ditandai dengan sandal atau kaus kaki dan sepatu yang dipakai di luar.

Etika ini juga bukan hanya berlaku di dalam rumah hunian, tetapi juga di ryokan tradisional, sejumlah restoran, bagian dalam kuil atau kastil, dan bangunan bersejarah lainnya. Jadi, kenakanlah sandal rumah atau kaus kaki ketika berkunjung ke tempat-tempat ini, ya!

Peka terhadap sekitar saat berada di tempat umum

Jepang memang terkenal sebagai salah satu negara yang individualis. Akan tetapi, peka terhadap orang-orang di sekitar ketika kamu berada di tempat umum—terutama di jalan—adalah hal yang dijunjung tinggi di negara ini. Kepekaan ini juga bertujuan untuk tidak merepotkan orang lain, dalam artian mengganggu gerak atau aktivitas orang lain ketika kamu berada di area publik.

Untuk itu, berdirilah di tepi jalan agar tidak menghalangi langkah orang lain ketika kamu sedang menunggu; terutama kalau membawa banyak barang. Selain itu, hindarilah mengonsumsi makanan atau menyesap minuman sambil berjalan, sebab aktivitas ini tidak sopan di mata orang Jepang. Kamu yang merokok aktif juga tidak boleh merokok di sembarang tempat. Carilah area khusus yang memang membolehkan kamu untuk merokok agar tidak mengganggu orang lain.

Bergerak cepat dan tidak berisik saat di stasiun dan dalam kereta

Kereta adalah salah satu transportasi umum yang paling banyak digunakan oleh warga Jepang. Oleh karena itu jumlah penumpang—terutama pada jam sibuk—sering padat sekali. Ketika kamu berada di stasiun, ingatlah untuk bergerak dengan cepat agar tidak mengganggu lalu lintas gerak penumpang lain yang mengejar waktu. Andaikan kamu ragu harus bergerak ke arah mana, berhenti sejenak di tepi dan cari tahulah arah tujuan kamu sebelum kembali bergerak bersama penumpang lain.

Saat berada di dalam kereta pun, kamu dilarang untuk berbicara dalam suara keras karena hal ini dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan bagi orang Jepang. Jika terpaksa harus mengatakan sesuatu pada temanmu, sebaiknya kamu menggunakan aplikasi chat yang ada di ponselmu. Selain itu, jaga dengan erat barang bawaan kamu supaya tidak menghalangi gerak dan ruang untuk penumpang lain.

Angkat mangkuk dan seruput makananmu dengan lantang

Ketika kamu makan dari mangkuk kecil, etikanya adalah mengangkat mangkuk tersebut mendekat ke arah mulut alih-alih mengarahkan mulut mendekat ke mangkuk kecil yang terletak di atas meja. Selain itu, menyeruput mi atau sup yang ada di dalam mangkuk dengan suara kencang adalah hal yang sangat dianjurkan di Jepang. Sebab, ini adalah bentuk penghargaan kamu terhadap makanan yang disajikan.

Meski begitu, bersendawa dan mengunyah makanan dengan suara keras dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan di Jepang. Jadi, hindarilah melakukan dua hal ini saat kamu sedang makan di restoran di Jepang. Yang terakhir, rapikan kembali alat makan setelah kamu makan; misalnya dengan mengembalikan sumpit ke wadah sumpit atau menutup piring dengan piring lain.

Itulah dia beberapa etika turisme di Jepang yang harus kamu tahu dan ingat sebelum mengunjungi Negeri Sakura ini. Jangan lupa juga untuk melengkapi diri kamu dengan Asuransi Perjalanan ke Jepang dari MSIG Indonesia agar liburan kamu senantiasa aman, nyaman, dan terlindungi, ya!

Artikel Lainnya